Banyak kita temui remaja yang mengalami masalah didalam pergaulan sehari-harinya. Sebut saja yakni sekumpulan remaja, pemuda-pemudi yang nolep. Mengalami fobia sosial dan menarik diri dari lingkungan sosial (asosial), karena terpengaruh budaya jejepangan. Terutama yakni karena pengaruh anime dan juga manga. Hal ini tentu terjadi pada para otaku dan para netizen yang sering ngaku sebagai wibu di media sosial.
✓ Daftar isi :
Salahkah menjadi seorang wibu
Apakah salah jika kita menjadi seorang wibu ?. Untuk jawaban yang satu ini, kebanyakan orang yang mengerti bedanya otaku dan wibu. Pastinya mereka akan langsung menjawab salah. Karena sudah jelas menjadi seorang wibu sangat sedikit sekali manfaat / faedahnya, cenderung banyak dampak negatifnya. Hal ini berbanding terbalik dengan otaku, yang masih ada harapan untuk menggapai apa-apa yang mereka impikan. Dalam artian ada manfaat didalam menekuni hobi yang dia sukai.
Mengapa hal tersebut dapat terjadi ?. Jawabannya karena seorang wibu sudah kehilangan jati dirinya sebagai warga negara dimana ia dilahirkan. Mereka lebih cenderung terpengaruh dengan budaya jepang dan tidak mau tahu dengan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan jepang. Dan mereka terlalu terobsesi dengan hal tersebut, sehingga melupakan segala aktivitas di dunia nyata.
Mereka menjadi membuang banyak waktu dan kesempatan emas didalam hidupnya. Terlalu banyak berkhayal dan menyia-nyiakan waktu. Sehingga menimbulkan banyak dampak negatif di kehidupannya. Selain itu pengaruh negatif dari anime-manga juga dapat berdampak buruk bagi pola pikir mereka.
✖ Baca juga :
☑ Perbedaan wibu, otaku dan animers
☑ Penyebab dan awal mula seseorang menjadi wibu dan otaku
☑ Tutorial cara berhenti menjadi wibu dan otaku
Cara menyadarkan wibu
Nah, untuk menyadarkan para otaku dan juga orang yang cenderung mengaku-ngaku sebagai wibu di media sosial. Apalagi jika mereka teman anda, saudara anda, atau mungkin anak anda sendiri yang kecanduan dengan anime sampai menjadi nolep 😫, alias susah bergaul dan labil / emosian.
Maka anda harus segera cepat tanggap untuk segera menyembuhkan mereka. Agar masa depan mereka sedikit tercerahkan, karena sudah terbebas dari yang namanya belenggu kewibuan 🙄.
Langsung saja, berikut beberapa
tips dan trik untuk menasehati dan menyadarkan para otaku dan wibu akut agar menjadi normal seperti sedia kala lagi.
- Menasehati dengan baik
Untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh para wibu. Anda sebagai teman, saudara atau orang tua haruslah menasehati para wibu dengan baik. Jangan asal marah-marah dan mengejek yang tidak jelas. Karena yang namanya hobi nonton anime tidak menjadi masalah selama tidak menganggu kegiatan dan kehidupan di dunia nyata.
Yang menjadi masalah, jika para wibu tersebut sudah kecanduan nonton anime dan baca manga sampai lupa dengan kehidupan nyata. Maka disaat inilah peran anda dibutuhkan. Nasehati mereka, bimbing mereka ke jalan yang benar. Nasehati dengan cara yang baik, jangan dengan metode menjudge apalagi sampai menasehati mereka di depan umun. Karena hal ini sama saja dengan penghinaan.
- Memberikan contoh
Untuk menyadarkan para wibu, setidaknya kamu harus membagikan sedikit dampak buruk yang diakibatkan dari aktivitas ngewibu. Misalnya seperti jadi nolep yang tidak berguna. Pengangguran dan jomblo ngenes, dan sebagainya. Agar mereka dapat segera memperbaiki diri secepat mungkin.
- Memberikan motivasi dan tantangan
Berikan motivasi, tantangan maupun hadiah untuk menyadarkan mereka. Misalnya jika kamu ngak ngewibu lagi, maka akan saya kasih sepeda. Intinya berikan sejumlah tantangan dan motivasi terbaik agar si wibu tersebut dapat berubah.
- Pantang menyerah
Jika anda benar-benar menyayangi teman, saudara atau anak anda yang terindikasi kecanduan anime atau anggap saja ngewibu. Maka janganlah anda mudah menyerah didalam menasehati mereka. Nasehati terus mereka, berikan contoh yang baik, sampai mereka bisa bebas lepas dari belenggu kewibuan dan keotakuan yang akut. Sehingga nantinya hidup mereka menjadi lebih baik.
Seperti itulah beberapa
cara, tips dan trik untuk menyadarkan para wibu dan otaku agar tidak menjadi wibu dan otaku akut lagi. Semoga bermanfaat,
Share on :
f
t
P
Wa