"
Anime ampas", begitulah kata mutiara yang sering kita lihat dan dengar diberbagai grup anime, otaku, dan wibu di media sosial. Banyak orang yang suka nonton anime, para otaku, dan yang ngaku wibu menuliskan komentar "anime ampas", pada setiap postingan yang ada sosmed, terutama di facebook.
Nah, sebenarnya seperti apakah kriteria kategori anime ampas yang dimaksud oleh mereka ?. Berikut jawabannya..
Ekspresi seseorang saat menonton anime ampas
✓ Daftar isi :
Apa itu definisi anime ampas ?
Anime disini anggap saja kartun jepang ya, sedangkan ampas merupakan sisa dari bahan makanan atau barang yang sudah diambil sari patinya. Dan bahan sisa yang jelek dan tidak terlalu berguna itulah yang disebut sebagai "ampas".
Nah, dari sini dapat kita simpulkan,
Arti dari anime ampas adalah anime yang jelek, anime yang buruk, dan sama sekali tidak layak untuk ditonton karena berbagai alasan.
Karakteristik anime ampas
Karakteristik anime ampas pada tiap diri masing-masing orang tentunya berbeda-beda. Ada yang mengatakan anime genre harem itu ampas, ada yang mengganggap anime isekai itu ampas, ada juga yang menganggap anime mecha itu ampas, ada juga yang menganggap grafik anime yang jelek / 8 bit itu ampas, dan lain sebagainya. Pada intinya kembali ke selera masing-masing orang. Jadi bisa dibilang secara kasar semua anime itu ampas 😂, just kidding gan.
✖ Baca juga :
☑ Kata-kata bijak karakter anime pemalas
☑ Kono bangumi wa goran no suponsaa no teikyou de okuri shimasu
☑ Manfaat memiliki waifu dan husbu
Ciri-ciri anime ampas versi wibu-elit
Secara garis besar, kira-kira seperti inilah
ciri-ciri utama dari anime ampas menurut admin blog wibu-elit.
- Terlalu banyak fans service
Anime harem maupun anime apa saja yang terlalu banyak menjual fans service ketimbang jalan cerita yang menarik. Menurut saya anime model begini masuk kedalam anime ampas, dan tidak layak untuk ditonton. Kebanyakan anime model begini hanya disukai oleh para wibu yang 54n63@n yang hanya ingin mencari bahan **** saja.
- Jalan cerita yang tidak jelas
Anime yang memiliki jalan cerita yang tidak jelas, terlalu banyak misteri aneh yang tidak jelas, bikin pusing yang lihat, atau sama sekali tidak dimengerti oleh kebanyakan orang. Hal ini juga masuk kedalam kategori anime ampas. Sebagai contohnya seperti anime another, yang banyak diam-diamnya. Anime angel beats yang isinya orang mati, malah mati lagi. Atau juga anime fate series yang cuma rebutan gelas, dan mengandalkan grafik doang. Anime monogatari series yang isinya cuma bicara saja. Atau juga anime boruto yang plot armornya kelewat tebal. Dan masih banyak yang lainnya... 😂 (Peace gan)
- Bahan candaan yang tidak masuk akal dan kelewat batas
Anime komedi yang komedinya garing dan tidak jelas, terlalu mengandalkan joke dewasa yang tidak mendidik, seperti anime yang isinya cuma ma80k, teh olong, dan sejenisnya. Sama sekali tidak ada faedah dan manfaatnya. Candaan yang tidak jelas dan cerdas, anime model begini menurut saya juga masuk kedalam kategori anime ampas.
- Mc atau heroine anime yang jelek
Mc atau heroine anime yang jelek, baik itu secara fisik maupun sifatnya. Hal ini dapat mempengaruhi perasaan si penonton, dan membuatnya menjadi berhenti menonton anime di tengah jalan. Jika demikian adanya, maka anime tersebut masuk kedalam kategori anime yang tidak layak untuk ditonton, atau anime ampas. Bikin sakit mata dan hati gan 😒.
- Plot twist yang tidak masuk akal
Ada kejadian dimana cerita anime pada awal episode sangatlah baik dan menjanjikan untuk ditonton. Namun ketika sudah memasuki pertengahan musim tayang anime, eh banyak plot twist yang tidak jelas. Misalnya ada yang mcnya jadi psikopat lah, heroinenya cuma pura-pura jatuh cinta, semua cerita yang ada di anime cuma flashback semata, dan sebagainya yang mengarah kepada terpuruknya jalan cerita anime tersebut. Hal ini juga masuk kedalam kategori anime ampas.
Kurang lebih seperti itulah
kriteria ciri anime ampas menurut admin blog wibu elit. Kalau ada perbedaan ya wajar coy, lu kan wibu biasa, sedangkan admin disini elit semua 😎. Kastanya sudah jauh berbeda. Peace..
